Motadikin Kini: Di Sini Mereka Mengail Harapan

CERPEN, Gardamalaka.com – Semilir angin pantai sepoi berembus, menerpa dedaunan cemara tua, bergoyang melambai. Kulihat ada seberkas harapan membaur serta, di antara puing-puing berserakan disisakan amukan Benenai.

Kupandangi jejak peninggalannya, pada hamparan padang yang tak lagi mulus. Kutemukan jua di sana, pulau kecil menggumpal, hasil guratan derasnya aliran sungai.

Di sana, di seberang pulau kecil yang dikelilingi air, kulihat dua bocah generasi bangsa sedang menikmati riak payau yang terbentuk oleh sentuhan sepoi angin.

Mereka bermain gembira, sesekali terlihat melompat girang. Barangkali dalam pikiran mereka terbersit harapan adanya ‘sentuhan kembali’, agar alam tak lagi ngamuk, pun puing tak lagi berserakan.

Mereka berlari saling mengejar. Barangkali dalam angan mereka ada rindu memburu asa di hari nanti.

Generasi Penerus Bangsa (GL)
Motadikin (GL)

Akh, angin masih sepoi berembus. Membelai sekujur tubuh yang kian lelah, memikirkan nasib dan masa depan bangsa, yah, Malaka dan generasi penerusnya.

Sedang di hadap sana, ada atap-atap menganga. Bekas dari serangkaian karya tangan putra daerah yang tak lagi indah berbentuk.

Lopo-lopo itu hanya meninggalkan ujung atap, lantaran terpaan Lanina-Seroja. Mungkin itu sebagai penanda, di sana pernah ada rintis pembangunan yang harus dilanjutkan generasi penerus.

Kupandangi lagi dua bocah generasi penerus itu. Kutanya dalam hati: ‘tahukah mereka apa yang telah terjadi.’

Kuperhatikan raut wajah mereka, tak ada susah terpampang di wajah. Tak ada cemas yang menghiasi. Ini menjadi pertanda bahwa harapan hidup masih tetap ada.

Motadikin kini, telah berubah rupa. Motadikin kini, telah kian bertransformasi.

Namun di sini, di Motadikin, mereka akan terus gantungkan hidup. Di sini, di Motadikin mereka masih akan mengail harapan. Karena hidup harus terus berlanjut. (Red)

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here