Betun,Gardamalaka.com Bencana banjir melanda 23 desa di Kabupaten Malaka 5/4 menyisahkan duka mendalam semua elemen masyarakat pun bahu membahu membantu korban banjir bandang.
Melihat kejadian itu wakil rakyat Malaka asal Fraksi Golkar, Hendri Melki Simu. Anggota DPRD ini tidak merasa lelah hadir juga untuk mencari solusi dan selalu berada di tengah-tengah masyarakat.
Terlihat jelas ketulusan hati sejak hari pertama kejadian 5 April 2021, selalu setia membantu korban. Sejak pagi hingga malam penanganan korban banjir di wilayah Aintasi (Desa Bereliku, Naimana, Fahiluka, Railor, Motaain dan Lawalu)  Kecamatan Malaka Tengah masih belum maksimal akibat keterbatasan alat evakuasi.Rabu 7/4/2021.
Proses evakuasi bahkan molor hingga 24 Jam lamanya. Pemerintah terlihat lamban bahkan terkesan tak berdaya. Pemda Malaka lamban dan mungkin saja mereka fokus untuk selamatkan diri dan keluarga mereka yang terdampak banjir.
Saya tidak lihat Pemda Malaka serius urus masyarakat saat itu. Beberapa Pejabat yang ada di lokasi saat itu hanya nonton saja”. Ungkap Hendri dengan nada kesal.
Ahingku akrab disapa itu  tak kenal lelah berada di lokasi banjir untuk menolong korban banjir.Tak sendirian, dirinya  menolong sesama, semua keluarga, benar-benar tersentuh nurani terhadap para korban banjir luapan Sungai Benenai yang melandai wilayah Aintasi itu.
Keselamatan rakyat itu hukum tertinggi. Kita jangan main-main dalam menangani mereka. Harus ada upaya luar biasa sehingga warga bisa selamat.tambahnya.
Sudah ada 7 korban meninggal dunia akibat banjir bandang. Sedangkan ribuan masyarakat lainnya dievakuasi dan telah diamankan di beberapa tempat dengan kondisi seadanya.
Hari ketiga di tempat pengungsian, yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Malaka,  perhatian dan pelayanan pun masih saja lamban.Warga mengeluh makan dan pelayanan kesehatan. Makan terlambat, bahkan minimnya tenaga dokter. Hendri menambahkan lebih miris, ada Posko Kesehatan namun dokternya tak ada.
Kondisi ini menambah derita korban banjir, jika tenaga kesehatan (nakes) termasuk dokter dan obat-obatan disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka bagi para pengungsi setidaknya mengurangi luka dan beban mereka.
Tempat pengungsian SD GMIT Betun, SMP Kristen, SMPK Sabar Subur, SDK 1 Betun, SDK 2 Betun, SDI Bakateu dan Aula Gereja Katolik Dekenat Malaka.
Ahingku sendiri memastikan kalau Posko korban banjir di SD GMIT Betun dan lainnya tidak ada dokter. Di sana tidak ada dokter. Kalau ada orang bilang di sana ada dokter, itu omong kosong. Saya baru datang dari sana.
Yang pasti, masyarakat korban bencana banjir mengeluh akan pelayanan kesehatan dan pelayanan makan-minum, dan air bersih bagi mereka.
Tidak ada kompromi dalam urusan keselamatan rakyat. Korban banjir harus diurus secara baik dan tuntas. (GM/red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here