
BETUN, GARDAMALAKA.COM – Demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga Desa Saenama, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka rela antri berjam-jam setiap harinya.
Krisis air bersih memang sudah sangat lama terjadi di Desa Saenama. Meski demikian, hingga saat ini masih kurang perhatian dari pemerintah Desa da Daerah.
Pantuan media, Selasa (9/3/2021) warga Saenama mengantri berjam-jam menggunakan jerigen, menunggu tetes air yang keluar dari selang pengadaan dari Pamsimas.
Salah seorang warga yang ikut mengantri, Rosina Hoar Kehi, ketika ditemui media menyampaikan, kondisi seperti ini sudah lama mereka alami.
Meskipun debit air sangat kecil, Rosina mengaku tetap betah dan menunggu seharian demi mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum, masak dan kebutuhan lainnya.
Ia mengisahkan, sebelum air diisikan ke jerigen menggunakan gayung, warga terlebih dahulu menggunakan wadah lain untuk menampung air yang menetes dari selang.
“Kami datang dari pagi bawa jerigen dan gayung. Air kami isi di gayung dulu baru isi lagi di jerigen. Ada mata air tapi khusus hanya untuk mandi. Dan untuk air minum antrean setiap hari; Datang berjam-jam bahkan dari pagi sampai sore baru bisa pulang,” ungkapnya sedih.
Rosina mengeluhkan tidak adanya bak penampungan air sehingga dirinya bersama warga lain harus ikut antrian. Padahal, kata dia, bak penampung sebenarnya mempermudah masyarakat mengambil air bersih.
Penjabat Desa Saenama Brinsyina Elfrida Klau, ketika dikonfimasi awak media, Selasa (9/3) di kantor Kominfo Malaka mengatakan pihaknya sudah berupaya mengadakan pembahasan dengan Desa tetangga untuk perbaikan jaringan Program Nasional Penyediaan Air Minum (Pamsimas).
“Sebenarnya dari tahun 2020 kita sudah berupaya dan kami sempat adakan pertemuan dengan Bappeda dan desa tentangga supaya ingin perbaiki kembali jaringan pamsimas itu untuk bisa mengatasi kembali krisis air bersih itu khusus di Desa Saenama,” jelasnya.
Ia mengaku pihaknya telah berkomunikasi dengan ketiga Desa yaitu Desa Wekmidar, Raisamane dan Saenama untuk merawat jaringan Pamsimas. Akan tetapi sampai saat ini belum ada tindaklanjut.
“Sampai saat ini tindaklanjutnya belum ada karena semuakan tergantung pada uang,” jelas Frida Klau.
Dirinya menjelaskan program Pamsimas sebenarnya bisa didukung menggunakan dana Desa. Namun terkait Covid-19 keuangan menjadi terbatas karena sudah dikembalikan kepada masyarakat melalui bantuan lagsung tunai (BLT).
“ADD sebagian besar hanya untuk BLT; jadi untuk hal lain tidak bisa. Memang apa yang kita mau lakukan demi masyrakat, tapi tidak bisa,” tutupnya. (GM/Red)