BETUN, GARDAMALAKA.COM – Tanpa tersentuh program balik tanah gratis yang ditawarkan pemerintah daerah (Pemda), hasil panen jagung Bisi 18 pada lahan perkebunan seorang warga Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka Provinsi NTT sangat luar biasa.

Warga setempat mengakui, lahan tersebut tanpa tersentuh program olah tanah gratis Pemda Malaka. Meski demikian, lahan itu luar biasa menghasilkan jagung.

Hal itu pun dibenarkan Jhon Seran Laka, pemilik lahan.

“Tanpa pengolahan lahan gratis dari Pemda juga kita bisa tanam sendiri dan dengan hasil yang sangat luar biasa. Ini sebagai contoh bagi kita masyarakat bahwa kita bisa olah lahan kita secara baik, juga sudah siapkan pemasaran,” beber Jhon Laka.

Keberhasilan luar biasa Jhon Seran Laka dibuktikan dengan dilakukannya panen raya pada Senin (30/11/2020).

Terpantau, Calon Bupati (Cabup) Malaka Dr. Simon Nahak, S.H., M.H diundang hadir dalam panen raya tersebut. Secara simbolis, Cabup Simon Nahak pun terlibat melakukan panen raya.

Kepada awak media Jhon Seran Laka mengaku, lahan yang dimanfaatkannya menanam jagung seluas 3 (tiga) hekto are, dan telah direncanakan pemanfaatan lahan jauh-jauh hari sebelum panen padi.

“Luas lahan yang sementara kita panen kurang lebih 3 hektar; jauh-jauh hari sebelum panen padi kami merencanakan untuk kalau bisa habis panen padi coba-coba tanam jagung. Ternyata pada hari ini (Senin, red) seperti ini. Sangat luar biasa!,” ungkap Jhon Laka.

Dirinya mengungkapkan bahwa ini pertama kali terjadi di Rai Malaka. “Kita tanam di atas rumput-rumput, tanpa olah tanah.”

Ia bahkan berpesan agar penerima bantuan olah tanah gratis tidak perlu berbangga karena belum tentu juga menghasilkan sebagaimana dialami dirinya.

“Tidak perlu bangga bahwa kami sudah menerima bantuan olah tanah gratis; (gratis) itu belum tentu jagungnya seperti ini,” ujarnya.

Diceritakannya, meski ia menanam di lahan berumput namun dirinya yakin bisa mengatasi. Dan karena tanahnya subur bisa produksi seperti ini.

Ditambahkannya, bibit yang dipakai adalah bibit unggul yang tahan terhadap kekeringan.

“Tidak sembarang bibit yang kita pakai. Sebelum tanam kita harus tahu kondisi daerah kita seperti apa. Ada air yang cukup atau tidak. Kalau pada musim kedua tentunya kita harus cari bibit yang unggul yang tahan terhadap kekeringan/panas,” jelas dia.

Untuk mendapatkan bibit, Jhon Laka mengungkapkan bahwa pihaknya harus melakukan koordinasi dan kerja sama dengan perusahaan penyedia.

“Salah satu nama bibit yang ada itu Bisi 18 dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. PT internasional ini bergerak di bidang pertanian, bibit, obat-obatan. Selama ini memang kita selalu koordinasi atau bekerjasama dengan perusahaan,” bebernya.

Lebih dari itu, kata Jhon, sudah disiapkan pasar dan pemasarannya, “biar setelah panen jangan disimpan lama-lama.”

Sementara itu, Dr. Simon Nahak S.H., M.H, Calon Bupati Malaka yang ikut serta panen raya jagung Bisi 18 secara simbolis di Desa Kamanasa menegaskan, berbicara soal pertanian komoditi jagung harus ada kebun percontohan seperti yang ada sekarang ini.

“Kita perlu ada kebun percontohan seperti ini sehingga para petani khusus petani jagung ketika mereka menghadapi kesulitan untuk berkebun jagung, bisa ketahui cara menanam yang baik di kebun percontohan,” jelas Calon Bupati nomor urut 1 (satu) ini.

Lebih penting lagi, ungkap Cabup Simon Nahak, ada tenaga pendamping yang mendampingi sehingga petani mampu menanam dengan baik dan punya hasil yang baik, sebagaimana hari ini (Senin, red) terjadi panen raya secara simbolis di Desa Kamanasa.

Menurut Simon Nahak, keberhasilan petani di Kamanasa ini sebagai contoh yang baik untuk petani yang lain di Malaka. (Jes/Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here