KEFAMENANU, GARDAMALAKA.COM – Salah satu mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Timor (Unimor) belajar narasi feminis bersama pakar dari Universitas Padjajaran di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Keterlibatan mahasiswa Unimor tersebut melalui webinar yang diselenggarakan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HIKSI) Komisariat Universitas Negeri Jakarta (UNJ), bertajuk “Autobiografi/Biografi sebagai Narasi Feminin/Feminis: Perlintasan Lokal-Global, Selebritas, dan Budaya Populer”, Kamis (15/10/2020).

Webinar ini ditayangkan secara daring pada 10.00 s.d 12.00 WIB melalui zoom meeting dan secara langsung melalui YouTube.

Webinar ini menampilkan narasumber yang memiliki bidang keahlian dalam Ilmu Sastra dan Gender dari Departemen Susastra dan Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad), yakni Prof. Aquarini Priyatna, S.S., M.Hum., M.A., Ph.D.

Berdasarkan latar belakang pendidikannya, Prof. Aquarini Priyatna menempuh pendidikan S.S. di program studi Sastra Inggris Universitas Padjadajaran, M.Hum. pada program studi Kajian Gender Universitas Indonesia, M.A. pada program Feminist Cultural Theory and Practice di Lancaster University, dan Ph.D. pada program Gender Studies di Monash University.

Minat dan kepakaran kajiannya pada women’s studies and gender research, feminist theory and practice, auto/biography, media and celebrity studies, dan feminist cultural studies.

Beberapa karya yang pernah dihasilkannya di antaranya Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop (2006), Becoming White: Representasi Ras, Kelas, Femininitas, dan Globalitas dalam Iklan Sabun (2013), Perempuan dalam Tiga Novel NH Dini (2014), Kearifan Lokal dan Peran Perempuan dalam Memelihara Lingkungan Hidup di Jepang dan Indonesia (2017), Women and Environmental Movement: Some Japanese and Indonesian Experience (2017), Kajian Budaya Feminis/Feminist Cultural Studies (2018), Gender dan Konstruksi Ibu (2019), Staging a Life: New Forms of Celebrity Auto/Biography and Femininity (2019), dan mengalihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia karya Rosemary Putnam Tong berjudul Feminist Thought: A More Comprehensive Introduction menjadi Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis (2004).

Selain itu, ada beberapa artikel karyanya yang terpublikasikan dalam jurnal terakreditasi nasional dan jurnal internasional bereputasi lainnya.

Webinar HISKI ini dibuka dan disambut secara langsung oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ sekaligus sebagai Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing yakni Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. serta dimoderatori oleh Eka Nurcahyani, M.Hum. dosen program studi Sastra Inggris UNJ.

Sebagai peserta webinar, Viviyanti Bunda, mahasiswa PBSI Unimor, mengatakan “Menurut saya, webinar ini sangat bagus dan bermanfaat tentunya bagi kaum perempuan. Dengan mengikuti webinar tadi saya sangat bersyukur karena menambah wawasan dan pengetahuan untuk saya mengenai auto/biografi dan feminis”.

Viviyanti Bunda merupakan salah satu mahasiswa PBSI Unimor yang memprogram mata kuliah “Kritik Sastra” dengan dosen pengampu Uman Rejo, S.S., M.Hum.

Sebagai dosen, Uman Rejo sangat senang dan bangga melihat mahasiswanya mengikuti webinar berkaitan dengan sastra seperti ini.

Selain menambah pengetahuan sastranya, memiliki banyak relasi, bertemu dengan pakar, mahasiswa dapat berpikir secara terbuka akan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari.

Meskipun program studi pendidikan, mereka juga harus berkompetisi untuk mencari ilmu tambahan tentang keilmuan wajib mereka, yakni pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, yang mana dalam muatannya mengandung tiga komponen yakni ada pendidikannya, ada bahasa atau linguistiknya, dan ada sastranya sebagai pelengkap bidang ilmu tersebut.

Uman menegaskan bahwa konsep dasar pendekatan feminis yang digunakan untuk membedah karya sastra sudah dikenalkan ke mahasiswanyaa melalui perkuliahan “Kritik Sastra”.

“Jadi, saya anggap mahasiswa tidak asing dengan pendekatan ini,” tutur Uman.

Setelah mengikuti webinar, ada dua catatan penting dari Viviyanti Bunda.

Pertama, autobiografi merupakan kisah perjalanan hidup seseorang yang ditulis oleh orang itu sendiri. Autobiografi mengenai lika-liku kehidupan seseorang yang melewati masa-masa sulit, kegagalan, kesedihan, kebahagiaan, hingga bisa mencapai keadaannya di masa kini.

Kedua, narasumber menegaskan bahwa dirinya tidak setuju jika feminisme dianggap sebagai aksi kaum perempuan yang berjuang ingin melebihi laki-laki.

“Namun, feminisme lebih pada menyeimbangkan perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan,” pungkas dosen bidang Susastra di PBSI Unimor ini. (JL/Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here