
BETUN, GARDAMALAKA.COM – Kader partai Nasional Demokrat (NasDem), Drs. Kasimirus Kolo, M.Si menyerahkan traktor tangan (hand tractor) kepada petani di wilayah Kabupaten Malaka.
Anggota DPRD NTT ini menilai, Kabupaten Malaka adalah daerah yang potensial, namun masih terdapat banyak lahan kosong, banyak lahan tidur yang belum disentuh dan dimaksimalkan para petani.
Ketua Komisi II DPRD NTT ini melihat persoalan pokoknya adalah kekurangan alat pertanian baik traktor maupun lainnya.
Saat ditemui media di kantor Dinas Pertanian Malaka, Jumat (2/10/2020) Kasimirus menyampaikan, penting masyarakat petani di daerah Malaka dibantu dengan alat-alat pertanian sehingga mempermudah petani mengoptimalkan lahan.
Tujuannya, jelas dia, produksi pertanian masyarakat ditingkatkan sehingga berimbas pada meningkatnya pendapatan demi kesejahteraan masyarakat.
Kader NasDem ini membeberkan, dalam tahun 2020 ini pengadaan alat pertanian untuk 22 kabupaten/kota se-NTT masih cukup terbatas.
“Apa yang saya lakukan bersama dengan pemerintah, kali ini kita serahkan satu unit ke Malaka dan satu unit ke TTU dan Belu; juga nanti kita akan perjuangkan bersama di waktu yang akan datang sesuai dengan permintaan masyarakat. Tentu kita akan dorong pemerintah supaya bisa memenuhi permintaan masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkannya, bantuan alat pertanian tersebut sudah dilakukan beberapa kali untuk beberapa kelompok tani.
Selain alat pertanian, Kasimirus menambahkan, pihaknya juga membantu para nelayan dengan beberapa unit kapal tangkap ikan. “Kita sudah berikan kepada para nelayan,” ia mengimbuhkan.
“Kita akan berikan lagi bantuan kepada masyarakat, tergantung pada permintaan dari masyarakat. Kita tidak mau supaya pola yang kita terapkan top-down tetapi harus juga bottom-up,” jelasnya.
Ia mengharapkan masyarakat mengusulkan kebutuhannya. Pihaknya akan mendorong pemerintah untuk memenuhi harapan masyarakat.
Semua yang dilakukan, bagi dia, adalah bentuk pertanggungjawaban politik terhadap konstituen yang ada di Malaka.
Dirinya mengimbau para petani agar bekerja lebih keras; karena menurut dia, sebetulnya para petani di Malaka harus sejahtera.
Kasimirus menjabarkan, potensi di Malaka sangat mendukung. Hanya saja, dia menilai, pola pikir petani harus diubah.
Persoalannya ada pada budaya kerja, etos kerja. Orientasi kerja harus diarahkan ke jangka panjang.
“Petani bukan bertani untuk hidup bertahan satu tahun tetapi bertani untuk bisa memberikan kontribusi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, mewujudkan kemandirian (swasembada) pangan,” tegas dia.
Untuk itu, pungkas Kasimirus, lahan-lahan yang begitu potensial dan luas di Malaka harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
Untuk diketahui, bagi Kementerian Pertanian RI, swasembada pangan adalah sebuah keharusan.
Swasembada pangan menjadi program pembangunan pertanian yang strategis karena memiliki dampak luas. Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu bahan pangan yang baik, serta nilai gizi yang tinggi memiliki dampak luas pada perekonomian dan mutu sumber daya manusia.
Swasembada atau Kemandirian Pangan sesuai UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan, adalah “Kemampuan Negara dan Bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermartabat”. (Jes/Red)