
BETUN, GARDAMALAKA.COM – Segelintir masyarakat Desa Fafoe, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka melakukan panen hasil pertanian khusus komoditi jagung program Revolusi Pertanian Malaka (RPM), Rabu (8/4/2020).
Ini dilakukan di tengah keluhan banyak masyarakat karena gagal panen pada musim tanam pertama 2019, serta dalam situasi tanggap darurat virus corona (Covid-19) yang cukup merisaukan.
Pantauan gardamalaka.com, salah satu kelompok tani (Poktan) di Dusun Katara, yaitu Fini Katara memanen jagung yang ke-4 kali hasil intervensi RPM, program unggulan Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran sejak 2017.
Vinsensia Seuk, saat ditemui awak media di kebunnya, Rabu (8/4) menyampaikan, hasil panen yg ke-4 ini lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya.
“Hasil tahun ini buruk sekali karena lahan tidak subur, kekurangan air (rendah curah hujan-red) dan banyak ulat”, kata Seuk.
Walaupun hasil kurang maksimal, Seuk tetap berharap agar Pemerintah Kabupaten Malaka melalui instansi terkait serius mengawal para petani (Poktan) binaan dan menyediakan pasar yang akan menampung hasil panen para petani.
“Kami harap pemerintah lebih serius lagi mengawal dan menyiapkan pasar untuk menjawab hasil pertanian kelompok tani, khusus (hasil pertanian) lahan kering Desa Fafoe”, ungkap dia.
Apalagi, imbuhnya, jagung ini merupakan program unggulan Bupati Malaka.
Selain komoditi jagung, Desa Fafoe mendapatkan dua komoditi RPM lainnya, yaitu bawang merah dan itik.
Dua komoditi unggulan program RPM tersebut yang kemudian diduga terjadi korupsi dalam pengadaannya, dan sudah dilaporkan serta ditangani pihak Polda NTT dan Polres Malaka. (Juv/Red)