
In Memoriam: Sosok Taolin Ludovikus Dalam “BINCANG PEMEKARAN” Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Malaka, GARDAMALAKA.COM – “Bincang Pemekaran” menjadi topik khusus saat itu, Rabu (28/12/2011). Taolin Ludovikus bersama beberapa pejabat Belu hadir dalam kegiatan Bakti BERIMAN Gerakan Mahasiswa Malaka (GEMMA) Kefamenanu di Aula Kantor Desa Naimana, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka (kala itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Belu).
Masih saya ingat jelas, kalimat penuh harapan yang disampaikan Taolin Ludovikus, yang pada saat itu menjabat Wakil Bupati Belu: “Sudah 95 Persen Malaka Terbentuk!”
“Pembentukan Kabupaten Malaka telah menjadi kerinduan masyarakat Belu, khususnya masyarakat Malaka. Sudah 95 persen Kabupaten Malaka terbentuk, dan dengan usaha maksimal sedapat mungkin direalisasikan pada tahun 2012 ini”, begitu kata Ludovikus dalam pemaparannya.
Meski demikian, segelintir orang di kala itu masih menyangsikan usaha dan keseriusan pemerintah Belu dalam perjuangan pemekaran Kabupaten ini. Bahkan mereka menilai DOB Malaka tidak akan terbentuk saat itu. Orang-orang yang meragukan tersebut mungkin masih hidup saat ini, dan mungkin juga sedang menikmati hasilnya.
Untuk menepis keraguan tersebut, Taolin Ludovikus, menegaskan sekali lagi: “Sudah 95 koma sekian persen Kabupaten Malaka terbentuk. Kita tinggal menunggu saatnya saja!”
“Bincang Pemekaran” tersebut diselenggarakan atas motivasi internal putera-puteri Malaka yang berkuliah di Universitas Timor Kefamenanu, yang tergabung dalam organisasi GEMMA Kefamenanu.
Kesungguhan tampak di wajah Wakil Bupati Belu ketika menjelaskan sedikit proses perjuangan pemekaran hingga terbentuknya Malaka. Memang pemerintah (Belu, Provinsi, dan Pusat) tidak main-main dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat memekarkan Belu.
Dalam catatan saya, ketika dibuka sesi tanya jawab, terdapat perwakilan dari forum yang masih mempertanyakan kesungguhan para pemegang tampuk perintahanan Belu dalam memperjuangkan pemekaran dimaksud. Hal itu disampaikan, bertolak dari isu yang berkembang di masyarakat bahwa perjuangan pemerintah Belu hanya ‘nyanyian’ belaka.
Masih jelas dalam ingatan, dalam menanggapi pertanyaan tersebut, Wakil Bupati (Taolin Ludovikus) dengan tenang dan sikap kebapakannya menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Belu sangat-sangat serius dalam memperjuangkan pemekaran. Bahkan, katanya dalam diskusi tersebut, diusahakan agar pemekaran tersebut direalisasikan pada tahun 2012.
Hal itu kemudian ditegaskan lagi oleh SEKDA Belu, Drs. Petrus Bere ketika diberi kesempatan menjawab pertanyaan forum.
Walau demikian, Wakil Bupati menghimbau agar masyarakat tetap berjuang, mengawal dan berdoa agar hal tersebut cepat terlaksana sesuai harapan masyarakat. Demikian disampaikannya diiringi tepuk tangan meriah dari undangan yang hadir.
Seorang tokoh adat, ketika diberi kesempatan pada sesi dialog, mengatakan: “Pemekaran ini sudah lama kami (baca: masyarakat) nanti-natikan. Karena itu, segala bentuk usaha pemerintah tetap kami dukung seratus persen. Tetapi harapan kami agar kabupaten Malaka segera jadi (baca: terbentuk) pada tahun 2012 ini.”
Memang, inilah yang sesungguhnya menjadi kerinduan terbesar warga Malaka, bahwa pembentukan Kabupaten Malaka harus segera direalisasikan pada tahun 2012.
Banyak hal yang diperbincangkan Wakil Bupati dan masyarakat dalam “Bincang Pemekaran” yang menghabiskan waktu sejam lebih itu.
Namun ada satu hal yang digarisbawahi bahwa Malaka telah terbentuk. Di kala itu hanya menunggu saja saatnya Rancangan Undang-Undang disahkan oleh DPR RI menjadi Undang-Undang pada April 2012.
Jelas dalam catatan saya, hadir pula pada kesempatan itu, Drs. Petrus Bere (SEKDA Belu), Drs. Zakarias Nahak (Kepala Inspektorat Kabupaten Belu), Ferdinandus Rame (Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belu), Zakarias Seran (Kepala Seksi BIMAS Katolik Kementerian Agama RI Kab. Belu) dan beberapa pejabat pemerintahan lainnya. Selain itu juga hadir pada acara Bincang Pemekaran tersebut para tokoh masyarakat desa Naimana, fukun dan tokoh-tokoh adat, tokoh pemuda beserta masyarakat desa Naimana dan sekitarnya.
Semua ini saya catat dalam buku harian saya sebagai Ketua Gerakan Mahasiswa Malaka (GEMMA) Kefamenanu Periode 2011/2012.
Tidak ada kata dan kalimat lain yang mampu saya ucapkan saat itu. Mewakili semua anggota Organisasi GEMMA dan para hadirin, saya hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih atas perjuangan pemerintah Kabupaten Belu memekarkan Kabupaten Belu menjadi Kabapaten Belu dan Kabupaten Malaka.
Hari ini, saat ini, sekarang, Malaka sudah menjadi sebuah kabupaten. Masih banyak hal yang harus diperjuangkan bersama. Semua elemen masyarakat diminta bersatu membangun “Tanah Terjanji” Malaka, yang penuh susu dan madu. Jika saat ini dinilai masih terjadi banyak ketimpangan, biarlah itu menjadi tugas bersama semua generasi pembangun.
Bapak Taolin Ludovikus yang kini telah berpulang ke pangkuan Tuhan (di Rumah Sakit (RS) Siloam Jakarta, Kamis (2/4/2020) pukul 13.29 WIB atau pukul 14.29 WITA) telah ikut berjasa membentuk DOB Malaka, bersama rekan-rekannya yang lain. Termasuk semua kita yang ikut berperan dengan cara masing-masing.
Maka tugas kita sekarang adalah membangun dan membesarkan Rai Malaka.
Taolin Ludovikus, Wakil Bupati Belu Periode 2009-2014 telah menunjukkan teladan dan kerendahan hatinya. Mari kita teladani, kita contohi. Mari kita sehati-sejiwa membangun dan membesarkan tanah nan jaya, tanah kelahiran, Malaka tercinta.
Kita doakan, bapak Taolin Ludovikus diberi tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Dan kita terus bekerja keras memberikan yang terbaik untuk Malaka.
Neon Ida Laran Ida Hodi Hader No Habot Rai Malaka. Iha Maromak Ita Fiar.
Selamat jalan bapak Ludovikus. Jasamu kami kenang selalu.
BACA JUGA:
Taolin Ludovikus, Wakil Bupati Belu Periode 2009-2014 Tutup Usia
**********
Penulis/Editor: Kondradus Y. Klau
[…] BACA JUGA: In Memoriam: Sosok Taolin Ludovikus Dalam “BINCANG PEMEKARAN” Pembentukan Daerah Otonomi Baru (D… […]