BETUN, GARDAMALAKA.COM – Satu pekan terkahir, masyarakat Malaka disibukkan dengan berbagai pemberitaan seputar korupsi bawang merah. Tercatat hingga saat ini sudah ada 8 tersangka ditahan penyidik Polda NTT terkait kasus tersebut.

Kasus yang menimpa beberapa oknum pejabat pemerintahan Malaka ini pun mengundang reaksi banyak pihak, tak terkecuali Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) NTT, Ian Lily.

Melalui pesan WhatsApp kepada awak media, Senin (16/3/2020) Ian Lily menyampaikan keprihatinannya tentang kondisi Malaka dan mengetuk hati semua pihak kembali merefleksikan tujuan perjuangan mendirikan kabupaten tersebut.

Ia menuturkan, Malaka adalah kabupaten yang dibangun dengan jerih payah. Malaka dibangun dengan cita-cita besar demi mencapai sebuah kesejahteraan.

Kabupaten Malaka dibangun penuh perjuangan yang menguras keringat, darah dan air mata dari rakyat Malaka; menghabiskan waktu cukup lama, hingga pada April 2013 Malaka ditetapkan sebagai kabupaten.

“Ini adalah jerih payah dari seluruh rakyat Malaka dengan cita-cita dan harapan besar dari para lelulur, mama-mama, bapa-bapa petani, yang mendambakan Malaka yang sejahtera, Malaka yang makmur karena Malaka dikenal sebagai negeri yang penuh dengan “susu dan madu”. Tanahnya yang subur, ladangnnya yang luas seperti surga kecil yang jatuh ke bumi di batas Timor Leste”, ungkap Ian.

Tentu, perjuangan ini bukan sekedar pepesan kosong tanpa makna, bukan sekedar mendirikan kabupaten hanya untuk mendapatkan anggaran pusat lalu dirampok secara berjamaah. Bukan pula negeri yang dibangun untuk mendirikan kerajaan, dinasti dan rakyat menjadi budak tanpa peduli nasib rakyat.

Namun, sesal dia, harapan-harapan itu hancur seketika, akibat korupsi yang merajalela seperti gurita. Negeri yang baru mengawali roda pemerintahannya 5 tahun ini sudah tercoreng dengan goresan-goresan buruk.

“Apakah ini mimpi dan harapan kita mendirikan Kabupaten Malaka? Apakah ini yang diinginkan leluhur kita? Apakah semangat kita mendirikan Malaka untuk merampok uang, untuk memperkaya keluarga dan membangun dinasti, untuk memperkaya sekelompok orang?”, tanya Ian mengusik.

Menurut dia, negeri ini (Malaka) baru menjalankan roda pemerintahannya; harusnya negeri ini bisa menjadi contoh untuk kabupaten lain di Indonesia, sebagai kabupaten yang bebas korupsi, kabupaten yang sejahtera, pendidikannya maju dan pertumbuhan ekonominya baik. Bukan kabupaten baru yang sudah dikatakan sebagai kabupaten terkorup.

“Jika ini (tindakan korupsi) dibiarkan maka Malaka akan menuju ambang kehancuran”, paparnya.

Ia pun menyerukan agar setiap masyarakat ikut melakukan perubahan kecil, mengobati apa yang sedang terluka ini.

“Kita harus ubah, kita harus obati ini, jangan sampai korupsi mendarah daging. Ada ribuan anak muda Malaka, ada banyak orang cerdas Malaka, kita harus bersatu membawa Malaka menjadi lebih baik. Waktunya masih ada karena kita baru memulai pemerintahan Malaka, segera kita ubah wajah Malaka”, pungkasnya.

“Kamu, saya, kita; Mari bangun negeri Malaka ini sebagai negeri yang sudah cita-citakan para leluhur. Jangan biarkan dia (Malaka) menuju kehancuran”, tutup ketua Pospera NTT.  (Jes/red)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here